INFOOMBBSIBERINDONESIA.COM
Rabu 1 Mei 2024 – Floresa-Koalisi Orang-muda atas Perubahan Iklim [KOPI], akan menggelar Jambore Gotong Royong Untuk Flobamoratas keempat umengajak orang-orang muda Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk beraksi iklim dalam kegiatan ‘Jambore Gotong Royong Untuk Flobamoratas (GRUF)’. Ini adalah kali ke empat Jambore GRUF diadakan yang kali ini dilaksanakan di Pantai Londa Lima, Sumba Timur, NTT. Kegiatan ini akan dihadiri 152 orang muda dari 12 daerah di NTT, yang bergerak di berbagai isu atau sektor, tidak hanya lingkungan, tapi ada juga seni budaya, pendidikan, anak, kesehatan hingga gender. Tujuannya untuk membangun jaringan antar komunitas agar semakin banyak orang yang peduli dan bergerak melakukan aksi iklim lebih masif di NTT.
Gilbert Sandy selaku Ketua Pelaksana GRUF 2024 menyatakan, “Seni adalah bahasa ekspresi manusia yang universal, sehingga kami percaya bahwa melalui seni juga kita dapat menyuarakan pesan positif seperti perlindungan hutan dan aksi iklim, oleh karenanya GRUF 2024 ini kami kemas dengan sentuhan seni dan mengundang serta memberi pelatihan kepada 20 seniman muda sejak April lalu untuk bersama-sama membuat karya melalui kampanye bertajuk Seni Untuk Bumi.”
Gilbert juga menyampaikan bahwa pemilihan 20 seniman ini dimulai dari rekrutmen terbuka kepada seluruh seniman muda asal NTT yang terpilih dari total 60 seniman yang mendaftar. Kemudian seniman terpilih diberikan pelatihan dasar dan dipertemukan dengan beberapa pakar seperti Akiq AW (Anggota ruang MES 56), Ismail Muntaha (Direktur Jatiwangi Art Factory), Intan Anggita Pratiwie (Co-Founder Setali Indonesia), Frengki Lollo (Direktur Skolmus), dan Manuel Alberto Maia (Filmmaker KFK). Setelah itu, 20 orang seniman tersebut diberikan waktu pengkaryaan selama 3 minggu untuk kemudian dipamerkan di Jambore GRUF 2024.
Agenda GRUF berlangsung selama 2-5 Mei 2024 yang dikemas dengan konsep greencamp atau kemah ramah lingkungan, menghadirkan kelas penguatan kapasitas bertema “Climate Justice”, sesi sharing bersama dengan 20 seniman terpilih dalam bentuk Artivism Session, Sesi berbagi dari peserta dalam bentuk Human LIVErary Session, berbagi pangan lokal, pasar barter, diskusi dan nobar film iklim, serta pembuatan rancangan aksi iklim bersama 12 Komite Ekskutif Daerah Koalisi KOPI.
Festival GRUF 2024 pada tanggal 5 Mei juga akan dibuka untuk umum, sehingga masyarakat sekitar bisa berpartisipasi dan turut menikmati suguhan pameran artivism Seni Untuk Bumi. Tidak hanya itu saja, akan ada penampilan aksi panggung dari setiap daerah baik melalui teater, tari-tarian, musikalisasi puisi sampai dengan bazzar produk komunitas.
Dicky Lopulalan – Direktur Koalisi KOPI menyatakan, “Kami berharap, kesadaran para peserta tentang perubahan iklim dan lingkungan ekosistem semakin meningkat, dan dapat menjadi bekal bagi mereka dalam melakukan kampanye dan aksi iklim. Sehingga akan semakin banyak anak-anak muda menyuarakan krisis iklim yang terjadi sekarang ini. Kami juga berharap, GRUF kali ini dapat melahirkan kesepakatan cara bekerja jaringan organisasi/komunitas kaum muda di seluruh NTT yang akan dijalankan para peserta pasca kegiatan ini.”
Analisa laporan dari The Global Carbon Project menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam daftar 10 besar negara penghasil emisi karbon di dunia. Krisis iklim telah memberi dampak yang besar pada manusia dan lingkungan di berbagai sektor mulai dari pangan, tanah, air, energi, hingga pendidikan, ekonomi, budaya, dan gender. Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2019 menyebutkan bahwa 7 dari 10 bencana terjadi akibat dari krisis iklim atau disebut juga dengan bencana hidrometeorologi. Krisis iklim yang dihadapi juga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem badai siklon tropis Seroja di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021 lalu, yang dimana kejadian tersebut memicu terjadinya bencana banjir bandang, gelombang pasang, dan longsor.
Hal unik lainnya, Jambore GRUF 2024 pun menyisipkan isu ketahanan pangan pada kampanye aksi iklimnya, karena ketahanan pangan bukan hanya tentang memastikan pangan tersedia dalam jumlah yang cukup, tetapi juga tentang keadilan sosial, kesehatan, keberlanjutan lingkungan, dan hak asasi manusia. NTT sendiri memiliki potensi wisata dan alam yang indah, namun disisi lain lahan pertanian yang terbatas dan ketersediaan air sering kali menjadi kendala ketahanan pangan yang signifikan.
Ketergantungan pada hasil pertanian tradisional seperti jagung, padi, sorgum dan kedelai sering kali menjadi faktor risiko bagi ketahanan pangan. Perubahan iklim yang terjadi seperti peningkatan kekeringan dan perubahan pola hujan, semakin menekan produksi pangan lokal. Terlebih lagi, tanah yang kurang subur dan kurangnya akses terhadap teknologi pertanian yang modern memperumit upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di berbagai wilayah.
Oleh karena itu, Jambore GRUF 2024 juga mengajak lapisan masyarakat luas untuk dapat terlibat secara sosial dengan urun dana di platform kitabisa.com/jagasumberpangan. Semoga dengan adanya kegiatan ini dan partisipasi aktif masyarakat, kita dapat memitigasi perubahan iklim dan menjamin kebutuhan pangan tersedia, dan kampanye yang disuguhkan melalui karya dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat pada pelestarian alam.
Tentang Koalisi KOPI
Koalisi KOPI diinisiasi oleh Perkumpulan Hutan Itu Indonesia (HII) dan Perkumpulan Terasmitra (TM) yang mendapat dukungan pelaksanaan program bersama HIVOS dalam program ‘Suara untuk Perubahan Iklim’ (Voices for Climate Action/ VCA) yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga tahun 2025. Fokus program adalah menumbuhkan rasa cinta anak muda dalam basis pergerakan di NTT untuk hutan Indonesia dengan mempopulerkan isu perlindungan hutan melalui berbagai kegiatan kampanye dengan cara baru yang tidak biasa, sebuah pendekatan yang membawa pesan positif, kreatif, dan menyenangkan hingga mengikuti tren sambil memperkuat narasi perlindungan hutan dengan aksi nyata sebagai aksi iklim; dan menjaring pelibatan lebih banyak mitra untuk berkolaborasi dalam mencapai tujuan kampanye.
Kaperwil NTT (YM)